Menyesuaikan Perubahan

Manusia selalu tumbuh dan berkembang secara dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia itu sendiri.


Manusia terus mencari dan menyempurnakan dirinya, serta senantiasa berusaha dan berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tanpa kita sadari, perubahan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Akankah kita melihat perubahan sebagai peluang untuk mengembangkan kualitas diri? ataukah kita anggap sebagai beban dan ancaman?

Anda pernah mengetahui pada masa awal munculnya walkman. Alat ini digunakan mayoritas anak sekolah bahkan sampai para pekerja untuk mendengarkan musik.

Lantas apa yang terjadi beberapa puluh tahun kemudian?Seiring berkembangnya teknologi alat tersebut lambat laun mulai ditinggalkan.

Sebut saja ipod dan smartphone. Media ini berada pada kisaran harga 2-3 juta. Sudah dibuktikan dapat menggantikan peran walkman.

Seandainya keadaan tersebut terjadi pada pola pekerjaan kita. Pekerjaan yang sehari-hari kita geluti.

Bahkan tidak mungkin teknologi 4.0 yang sedang populer saat ini mengharuskan semua segmen berkembang dan berpotensi menghapuskan peran manusia sebagai pekerja yang digantikan oleh sebuah robot yang didukung dengan sistem Artificial Intelegence (AI).

Berbagai bidang industri sudah memanfaatkan teknologi tersebut, bidang keuangan, kesehatan dan lain-lain.

Tidak hanya itu, AI juga sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat manusia berkomunikasi, melakukan tagging lokasi, belanja online, dan masih banyak lagi.

Apa yang akan terjadi jika profesi atau tempat kita bekerja hilang dan tidak lagi dibutuhkan lantaran ada organisasi yang menggantikan dikarenakan dapat bekerja lebih optimal dari yang pernah kita kerjakan?

Awal tahun 2021, kita dituntut untuk cepat beradaptasi dengan beberapa perubahan yang terjadi pada profesi kita.

Sistem administrasi, pola pekerjaan yang menuntut kita tetap bekerja secara profesional.

Kalau membahas profesional itu gampang diucapkan namun susah dilakukan.

Sudah terbiasa menilai dari kuantitas banyaknya pekerjaan dan pendapatan yang dihasilkan. Namun pada perubahan saat ini ketika mendapatkan pekerjaan ditanyakan dahulu berapa pendapatan yang didapat.

Apakah itu profesional?

Sudah satu tahun kita menghadapi pandemi covid19. Perubahan cara presensi kerja dilakukan untuk mengantisipasi penularan virus tersebut.

Adakah yang merindukan presensi handkey?secara pribadi menjawab iya. Meskipun kedua presensi itu sama-sama menggunakan sistem online.

Akan tetapi, dengan sistem handkey mengharuskan kita untuk melakukan presensi secara manual.

Kehadiran datang dan pulang merupakan sebuah indikator kedisiplinan seorang karyawan.

Penyesuaian jam kerja pada bulan ramadan dimulai pukul 08.00-15.00 serta 15.30 pada hari jum'at sudah diterbitkan.

Tapi ingat, jam istirahat 12.00-12.30 😃 serta hari jum'at 11.30-12.30.

Besar harapan tetap dapat bekerja secara profesional selain menunaikan ibadah puasa ramadan 1442H.

Perubahan itu pasti. Seseorang yang tidak mau berubah akan mudah tergerus oleh teknologi.

Ini merupakan fenomena disrupsi. Disrupsi yang berimbas ke berbagai aspek kehidupan.

Masa sekarang menggantikan teknologi yang berupa fisik, dengan teknologi digital yang dapat menghasilkan sesuatu secara instan dan lebih efisien.

Lantas apa yang kita lakukan agar tidak mudah tergerus oleh perubahan teknologi itu?

Betuk sikap yang positif dan tanggap secara cepat, namun jangan anti terhadap masukan yang mengarah pada sebuah perubahan.

Lihatlah perubahan sebagai peluang, jadikan pacuan untuk diri kita berbuat lebih baik dari sebelumnya.

Biasakan melatih change agility dan growth mindset.Terbuka dengan hal-hal baru, sikapi dengan penuh rasa ingin tahu.

Pertahankan peradigma yang berfokus pada perkembangan proses, bukan semata-mata hanya hasil akhir.

Satu hal yang perlu diingat, perubahan tidak dapat kita hindari. Kita harus mampu menerima dan bersahabat. Segera lakukan tindakan nyata untuk perubahan itu.


#isengisengbeye
13 April 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Data Indonesia : Memahami Data Kemiskinan

Kesetaraan Gender

Hidup adalah sebuah Perjalanan